5/25/2013

Harvest Moon Fanfiction : The Land of Truth Prologue


Prologue

Jalan setapak ia terus langkahi, sudah jauh sekali dia terus melangkah dan melangkah. Dialah Chamomile Vinczention, dirinya biasa dipanggil sebagai Cam. Pemuda itu memiliki rambut kuning dan dirinya selalu memakai topi cowboy dengan alasan yang selalu dia sembunyikan.

Dilihatnya sebuah desa, ya, sepertinya dia sudah sampai pada tujuannya. Kakinya terus melangkah, semakin lama pun semakin cepat, dan dalam beberapa menit, dia pun mencapai kota kecil itu. Cam langsung saja melangkah ke arah sebuah rumah yang paling besar, orang-orang disekitarnya sangat murah senyum, hal itu membuat langkah kakinya makin saja bergairah

CLING CLING
Bunyi bel saat pintu dibuka, seorang kakek tua sudah menunggunya di sebuah kounter, wajahnya luar biasa ramah, namun keriput di wajahnya membuat dia agak menakutkan.

“Mr. Vinczentio, kan? Anda yang akan mengambil alih tanah pertanian milik Mr. Bowen kan?” Nada yang keluar dari kakek tua itu ketus, namun sebenarnya lembut, khas sekali dengan sifat ‘tsundere’.

“Ya, Cam Vinczentio, jadi, saya turut berduka cita dengan meninggalnya Mr. Bowen” ujar Cam lembut dan penuh penyesalan, ya, dia yang tidak tahu menahu itu, tiba-tiba mendapat warisan dari seorang kakek tua yang tak dikenal bernama Herdoug Bowen.

Awalnya, dia sedang liburan di kota tersebut pada waktu kecil, dia yang dari dulu bercita-cita menjadi petani itu sangat tertarik dengan sebuah pertanian di dekat kota. Di saat itulah dia bertemu dengan Mr. Bowen dan disaat itulah, mereka saling bertukar kontak dan memberi janji bahwa dia akan menjadi pemilik pertanian itu suatu saat nanti, ya, itu dikarenakan dia hanya memiliki seorang anak laki-laki yang sakit-sakitan bernama Theolandore Bowen dan anaknya itu tak akan bisa untuk mengelola pertanian itu. Maka dari itu, harapan Mr. Bowen hanya satu, ada seseorang yang tertarik dengan pertanian. Ya, sosok Chamomile Vinczentio resmi menjadi penerus pertanian milik Herdoug Bowen

Theo, Theolandore Bowen menemaninya berjalan ke area pertanian dengan bersemangat karena akhirnya ada juga seseorang yang akan meneruskan pertanian keluarganya. 

"Yah, yang jelas kau tidur saja di rumah kecil di situ! Kalau kau tidak nyaman, tinggallah bersamaku"
Theo menjelaskan setiap-setiap bagian pertania begitu mereka berdua sampai, Theo memang baik terhadap orang lain. Namun, sekarang wajah Cam merona merah ketika dibilang tinggal bersama Theo.

"Ara, kau terlalu baik Theo! Sudahlah, aku tinggal saja di gubuk tua itu, besok aku akan mulai kerja. Jadi, see you later~"
Cam melangkah masuk ke gubuk meninggalkan Theo sendirian di dekat kandang ayam, Cam langsung saja berlari ke tempat tidur kayu yang sudah hampir rusak itu dan terlelap dalam beberapa menit.

Bersambung

0 comments: